pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang
strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pemuda merupakan aktor dalam pembangunan.
Baik buruknya suatu Negara dilihat dari kualitas
pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan Negara.
Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan
negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing,
mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda
juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change,
moral force and sosial kontrol sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi
masyarakat.
Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol
sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif
pemuda sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan menumbuhkembangkan aspek etik
dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan,
memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental-spiritual, dan meningkatkan
kesadaran hukum. Sebagai kontrol sosial diwujudkan dengan memperkuat wawasan
kebangsaan, membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab, hak, dan kewajiban
sebagai warga negara, membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan
penegakan hukum, meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik,
menjamin transparansi dan akuntabilitas publik, dan memberikan kemudahan akses
informasi.
Sebagai agen perubahan diwujudkan dengan
mengembangkan pendidikan politik dan demokratisasi, sumberdaya ekonomi,
kepedulian terhadap masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga, seni,
dan budaya, kepedulian terhadap lingkungan hidup, pendidikan kewirausahaan,
serta kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.
Pemuda-pemudi generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi terdahulu
dari segi pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan
masalah. Pemuda-pemuda zaman dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh ke
depan. Dalam arti, mereka tidak asal dalam berpikir maupun bertindak, tetapi
mereka merumuskannya secara matang dan mengkajinya kembali dengan melihat
dampak-dampak yang akan muncul dari berbagai aspek. Pemuda zaman dahulu juga
aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Contohnya saja, sejarah telah mencatat
kiprah-kiprah pemuda Indonesia dalam memerdekakan Negara ini. Bung Tomo, Bung
Hatta, Ir. Soekarno, Sutan Syahrir, dan lain-lain rela mengorbankan harta,
bahkan mempertaruhkan nyawa mereka untuk kepentingan bersama, yaitu kemerdekaan
Indonesia.
Sedangkan pemuda zaman sekarang, masih terkesan acuh terhadap
masalah-masalah sosial di lingkungannya. Pemuda-pemuda saat ini telah
terpengaruh dalam hal pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, kenakalan
remaja, bahkan kemajuan teknologi pun yang seharusnya membuat mereka lebih
terfasilitasi untuk menambah wawasan ataupun bertukar informasi justru malah
disalahgunakan. Tidak jarang kaum-kaum muda saat ini yang menggunakan internet
untuk hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan seorang pemuda, seperti membuka
situs-situs porno dan sebagainya.
Peranan pemuda saat ini dalam sosialisasi bermasyarakat menurun drastis.
Mereka lebih mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih sering
bermain-main dengan kelompoknya. Padahal, dulu biasanya pemuda lah yang
berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara
keagamaan, peringatan Hari Kemerdekaan, kerja bakti dan lain-lain. Seandainya
saja pemuda-pemuda zaman dahulu seperti Ir. Soekarno, Bung Hatta, Bung Tomo dan
lain-lain masih hidup pasti mereka sedih melihat pemuda-pemuda sekarang ini
yang lebih mementingkan kesenangan pribadi. Generasi yang menjadi harapan
mereka melanjutkan perjuangan mereka, tidak punya lagi semangat nasionalisme.
Sedangkan Peran
penting pemuda telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang
dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928,
proklamasi kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar, dan mahasiswa
tahun 1966, sampai dengan pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang meruntuhkan
kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun sekaligus membawa bangsa Indonesia memasuki
masa reformasi. Fakta historis ini menjadi salah satu bukti bahwa pemuda selama
ini mampu berperan aktif sebagai pionir dalam proses perjuangan, pembaruan, dan
pembangunan bangsa.
Dalam proses pembangunan bangsa, pemuda merupakan
kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari
fungsi, peran, karakteristik, dan kedudukannya yang strategis dalam pembangunan
nasional. Untuk itu, tanggung jawab dan peran strategis pemuda di segala
dimensi pembangunan perlu ditingkatkan dalam kerangka hukum nasional sesuai
dengan nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan amanat Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan, kebangsaan, kebhinekaan, demokratis, keadilan, partisipatif,
kebersamaan, kesetaraan, dan kemandirian.
Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa
Indonesia, pemuda selalu mempunyai peran yang sangat strategis di setiap
peristiwa penting yang terjadi.Contohnya
Ketika memperebutkan kemerdekaan dari penjajah belanda dan jepang kala
itu, ketika menjatuhkan rezim Soekarno (orde lama), hingga kembali menjatuhkan
rezim Soeharto (orde baru), pemuda menjadi tulang punggung bagi setiap
pergerakan perubahan ketika masa tersebut tidak sesuai dengan keinginan rakyat.
Pemuda akan selalu menjadi People make history (orang yang membuat sejarah) di
setiap waktunya. Pemuda memang mempunyai posisi strategis dan istimewa. Secara
kualitatif, pemuda lebih kreatif, inovatif, memiliki idealisme yang murni dan
energi besar dalam perubahan sosial dan secara kuantitatif, sekitar 30-40 %
pemuda dari total jumlah penduduk Indonesia dalam kisaran umur 15-35 tahun dan
akan lebih besar lagi jika kisaran menjadi 15-45 tahun.
Saya melihat bahwa pemuda akan lebih bersifat kreatif untuk melakukan pergerakan ketika kondisi atau suasana di sekitarnya mengalami kerumitan, terdapat banyak masalah yang di hadapi yang tidak kunjung terselesaikan. Di satu sisi, ketika suasana di sekitarnya terlihat aman dan tentram tidak ada masalah serius yang dihadapi, pemuda akan cenderung diam/pasif, tidak banyak berbuat, lebih apatis dan mempertahankan kenyamanan yang dirasakan. Padahal baik dalam kondisi banyak permasalahan ataupun kondisi tanpa masalah serius, pemuda dituntut lebih banyak bergerak dalam membuat perubahan yang lebih baik, lebih produktif dan lebih kreatif dalam memikirkan ide-ide perubahan untuk bangsa yang lebih baik.
Saya melihat bahwa pemuda akan lebih bersifat kreatif untuk melakukan pergerakan ketika kondisi atau suasana di sekitarnya mengalami kerumitan, terdapat banyak masalah yang di hadapi yang tidak kunjung terselesaikan. Di satu sisi, ketika suasana di sekitarnya terlihat aman dan tentram tidak ada masalah serius yang dihadapi, pemuda akan cenderung diam/pasif, tidak banyak berbuat, lebih apatis dan mempertahankan kenyamanan yang dirasakan. Padahal baik dalam kondisi banyak permasalahan ataupun kondisi tanpa masalah serius, pemuda dituntut lebih banyak bergerak dalam membuat perubahan yang lebih baik, lebih produktif dan lebih kreatif dalam memikirkan ide-ide perubahan untuk bangsa yang lebih baik.
Saya melihat kondisi pemuda Indonesia saat ini,
mengalami degradasi moral, terlena dengan kesenangan dan lupa akan tanggung
jawab sebagai seorang pemuda. Tataran moral, sosial dan akademik, pemuda tidak
lagi memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat sebagai kaum terpelajar,
lebih banyak yang berorientasi pada hedonisme (berhura-hura), tidak banyak
pemuda yang peka terhadap kondisi sosial masyarakat saat ini, dalam urusan
akademik pun banyak mahasiswa tidak menyadari bahwa mereka adalah insan
akademis yang dapat memberikan pengaruh besar dalam perubahan menuju kemajuan
bangsa.
Problematika Pemuda
Problematika Pemuda
Problematika pemuda yang terbentang di hadapan kita
sekarang sangatlah kompleks, mulai dari masalah pengangguran, krisis
eksistensi, krisis mental hingga masalah dekadensi moral. Budaya permisif dan
pragmatisme yang kian merebak membuat sebagian pemuda terjebak dalam kehidupan
serba instant, hedonis, dan terlepas dari idealisme sehingga cenderung menjadi
manusia yang anti sosial.
Adapun masalah lain yang turut menjadi pemicu terancamnya
posisi pemuda adalah lemahnya pengawasan orang tua, keluarga, serta orang
terdekat termasuk pula lemahnya pemahaman pemuda terhadap agama, melanggar
tatanan hukum yang berlaku, dan lain sebagainya mengakibatkan pemuda banyak
terjerumus dalam pusaran pergaulan yang mengantarkan pemuda pada titik
kehancuran. Fakta yang ada sekarang menjadi bukti hal tersebut, misalnya dari
beberapa hasil penelitian mengemukakan bahwa seks bebas, penyalahgunaan
narkoba, justru lebih banyak dilakukan oleh pemuda. Hal ini menjadi tugas
bersama berbagai elemen guna menyelamatkan pemuda, sekaligus menyelamatkan
bangsa dari krisis kepemudaan yang berprestasi.
Seperangkat aturan saja tidaklah cukup untuk melindungi pemuda dari berbagai kemungkinan terburuk, tanpa didukung oleh peran pemerintah, masyarakat, swasta, dan lain sebagainya dalam implementasi seperangkat regulasi. Untuk itu harus dicari solusi agar proses pengembangan potensi pemuda bukan hanya terbentuk dalam rencana semata, melainkan direalisai melalui mekanisme yang sudah diatur sedemikian rupa. Salah satunya adalah organisai yang memang merupakan salah satu wadah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki pemuda, sebab organisasi merupakan sarana paling efektif untuk menginisiasi dan melakukan perubahan tersebut.
Seperangkat aturan saja tidaklah cukup untuk melindungi pemuda dari berbagai kemungkinan terburuk, tanpa didukung oleh peran pemerintah, masyarakat, swasta, dan lain sebagainya dalam implementasi seperangkat regulasi. Untuk itu harus dicari solusi agar proses pengembangan potensi pemuda bukan hanya terbentuk dalam rencana semata, melainkan direalisai melalui mekanisme yang sudah diatur sedemikian rupa. Salah satunya adalah organisai yang memang merupakan salah satu wadah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki pemuda, sebab organisasi merupakan sarana paling efektif untuk menginisiasi dan melakukan perubahan tersebut.
Saran saya: Seharusnya Pemuda lebih bersemangat dalam membangun Indonesia, menghargai pahlawan-pahlawan yang telah membela Indonesia, Pemuda harus bangga dengan budaya Indonesia sendiri dan bisa memilih mana Budaya yang baik untuk Indonesia dan yang buruk untuk Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar